Kamis, 18 Juni 2015

Simetri, Diagram dan Rumus Bunga


Simetri Bunga

Simetri adalah sifat suatu benda atau badan yang juga biasa disebut untuk bagian-bagian tubuh tumbuhan (batang, daun maupun bunga) yang dapat dibagi menjadi dua bagian sehingga dapat saling menutupi. Bidang pemisah dapat juga dianggap sebagai cermin datar dan bagian yang satu merupakan bayangan cermin bagian yang lainnya yang dinamakan bidang simetri.
Bunga sebagai suatu bagian tubuh tumbuhan dapat pula mempunyai sifat tersebut dan bertalian dengan bidang simetri yang dapat dibedakan sebagai berikut :
  1.  Asimetris atau tidak simetris, yaitu bunga tidak dapat dibuat satu bidang simetri dengan jalan apapun juga, misalnya Bunga Tasbih (Canna hybrid).



  2. Setangkup tunggal ( monosimetris atau zygomorphus ), yaitu bunga hanya dapat dibagi menjadi satu bidang simetri saja yang membagi bunga menjadi dua bagian yang setangkup. Sifat ini biasanya ditunjukkan dengan lambing panah.
    • Setangkup tegak, jika bidang simetrinya berimpit dengan bidang median, misalnya bunga telang (Clitoria ternatea ).



    • Setangkup mendatar, jika bidang simetrinya tegak lurus pada bidang median dan tegak lurus pula pada arah vertical, misalnya bunga Corydalis. 


    • Setangkup miring, jika bidang simetrinya memotong bidang median dengan sudut yang lebih kecil/lebih besar dari 90 derajat, misalnya bunga kecubung ( Datura metel ).



  3. Setangkup menurut dua bidang ( bilateral simetris atau disimetris ) dapat pula diakatakan setangkup ganda, yaitu bunga dapat dijadikan dua bagian setangkup menurut dua bidang simetri yang tegak lurus satu sama lain, misalnya bunga lobak ( Raphanus sativus ) dan bunga suku Crucieferae. 
  4. Beraturan atau bersimetri banyak ( polysimetris, regularis, atau actinomorphus ), yaitu jika dapat dibuat banyak bidang simetri untuk membagi bunga itu dalm dua bagiannya yang setangkup, misalnya bunga lilia gereja ( Lilium longiforum ). Bunga yang beraturan sering dilabangkan dengan bintang.
  
Diagram Bunga

Gambar yang melukiskan keadaan bunga dan bagian-bagiannya disebut diagram bunga. Diagram bunga dapat juga dikatakan gambar proyeksi pada bidang datar dari semua bagian bunga yang dipotong melintang jadi, pada diagram itu digambarkan penampang-penampang melintang daun-daun kelopak, tajuk bunga, benang sari dan putik juga bagian-bagian bunga lainnya jika masih ada. Perlu diperhatikan bahwa lazimnya dari daun-daun kelopak dan tajuk bunga digambar penampang melintang bagian tengah-tengahnya sedangkan benang sari digabarkan kepala sari dan putik penampang melintang bakal buahnya. Sehingga dari diagram bunga tersebut dapat diketahui bagian-bagian bunga, letak dan susunan antara yang satu dengan yang lain. Diagram bunga sedikit banyak merupakan gambar skematik.
Cara pembuatan diagram bunga harus memperhatikan hal-hal berikut ini :
  1. Letak bunga pada tumbuhan yaitu dibedakan menjadi dua macam :
    • Bunga pada ujung batang atau cabang (flos terminalis). 
    • Bunga yang terdapta dalam ketiak daun (flos axillaris)
2.  Bagian-bagian bunga yang akan kita buat diagram tadi tersusun dalam beberapa lingkaran,                      

Bagian-bagian lainnya yang seringkali dapat menjadi cirri khas untuk golongan tumbuhan tertentu dan sewajarnya pula jika dinyatakan pula pada diagram bunga :
  1. Kelopak tambahan (epicalyx) umumnya terdapat pada tumbuhan suku Malvaceae, misalnya : kapas (Gossypium sp), kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis).


  2. Mahkota (tajuk) tambahan (corona) yang biasa terdapat pada suku Asclepiadaceae misalnya : biduri (Calotropis gigantean).


Dengan demikian dapat dibedakan diagram bunga menjadi dua macam yaitu :
  1. Diagram bunga empirik yaitu diagram bunga yang hanya memuat bagian-bagian bunga yang benar-benar ada atau dapat dikatakan menggambar bagian bunga yang sesungguhnya maka disebut juga diagram sungguh (yang sebenarnya).
  2. Diagram teoritik yaitu diagram bunga yang selain menggambarkan bagian-bagian bunga yang sesungguhnya juga memuat bagian-bagian yang sudah tidak ada lagi tetapi menurut teori seharusnya ada.                                     

Rumus Bunga

Susunan bunga juga dapat dinyatakan dengan rumus yang terdiri dari lambing-lambang, huruf-huruf dan angka-angka yang semuanya dapat memberikan gambaran mengenai berbagai sifat bunga beserta bagian-bagiannya.Suatu rumus bunga hanya dapat ditunjukan dengan hal-hal mengenai 4 pokok bagian bunga yaitu :
  1. Kelopak yang dinyatakan dengan huruf K singkatan dari kat kalix (calyx) yang merupakan istilah ilmiah kelopak. 
  2. Tajuk atau mahkota dinyatakan dengan huruf C singkatan dari kata corolla.  
  3. Benang sari dinyatakan dengan huruf A singkatan dari kata androecium. 
  4. Putik dinyatakan dengan huruf G singkatan dari kata gynaecium.
Jika kelopak dan mahkota sama baik bentuk maupun warna gunakan huruf lain untuk menyatakan bagian tersebut yaitu huruf P singkatan kata perigonium (tenda bunga).

Contoh rumus bunga dasar :
Jenis Bunga
Rumus Bunga
Keterangan
Merak (Caesalpinia pulcherrima)
K5, C5, A10, G1
5 daun kelopak, 5 daun mahkota, 10 benang sari dan putik terjadi dari sehelai buah.
Lilia gereja (Lilium longiforum)
P6, A6, G3
6 daun tenda bunga, 6 benang sari dan putik yang terjadi dari 3 buah.

Contoh rumus bunga dengan simetrinya :
Jenis Bunga
Rumus Bunga
Keterangan
Merak (Caesalpinia pulcherrima)
  K5, A5, A10, G1
Zygomorphus (simetri satu)
Lilia gereja (Lilium longiforum)
  *P6, A6, G3
Actonomorphus (simetri banyak)

Contoh rumus bunga beserta kelamin bunga :
Jenis Bunga
Rumus Bunga
Keterangan
Merak (Caesalpinia pulcherrima)
 
♀♂ K5, C5, A10, G1

Hermaproditus (banci)
Lilia gereja (Lilium longiforum)
 ♀♂ *P6, A6, G3
Hermaproditus (banci)

Contoh rumus bunga tersusun beberapa lingkaran :
Jenis Bunga
Rumus Bunga
Keterangan
Merak (Caesalpinia pulcherrima)
♀♂ K(5), C5, A5 + 5, G1
Dua lingkaran dan kelopaknya berlekatan
Lilia gereja (Lilium longiforum)
♀♂*P(3 + 3), A6, G(3)
Dua lingkaran, tenda bunga berlekatan dan 3 buah berlekatan

Contoh rumus bunga duduk bakal buahnya :
Jenis Bunga
Rumus Bunga
Keterangan
Merak (Caesalpinia pulcherrima)
♀♂K(5), C5, A5 + 5, G1
Menumpang
Lilia gereja (Lilium longiforum)
♀♂*P(3 + 3), A6, G(3)
Menumpang tapi berlekatan

Beberapa contoh bunga beserta diagram dan rumus bunganya :
Jenis Bunga
Diagram Bunga
Rumus Bunga
Bunga Tasbih (Canna hybrida)
          
   ♀♂K3, C3, A5, G(3)
Bunga Lobak (Raphanus sativus)
          
    ♀♂* K4, C4, A2 + 4, G(2)

Pertanyaan dan Jawaban :
  1. Bagaimana cara menggambarkan diagram teoritik jika benang sarinya hilang dan rumus bunganya seperti apa ?
    Jawab :
    Secara nyata atau yang terlihat benang sarinya terdapat tiga buah sedangkan secara teori benang sarinya terdapat 5 buah maka benang sari yang hilang tersebut digambarkan dengan lambang bintang dan untuk membuat rumusan bunganya disesuaikan dengan kebutuhannya dengan menggunakan yang secara nyata atau secara teoritis.
  2. Jelaskan diagram bunga ?
    Jawab :
     
    Terdapat  beberapa lingkaran yaitu lingkaran pertama pada diagram bunga adalah kelopak, lingkaran kedua mahkota, lingkaran ketiga benang sari, dan lingkaran keempat putik. Tentukan bunga tersebut duduk bunganya di ketiak daun atau hanya diujung, apabila diketiak daun dituliskan dengan lambang bulat dan memiliki bracteola atau tidak. Kemudian lihat penampang melintang batangnya, jumlah kelopaknya berlekatan atau tidak (jika tidak berlekatan maka gambarnya tidak boleh menempel), jumlah mahkotanya, jumlah benang sari dan letaknya menumpang atau tenggelam. Lihat juga putiknya kemudian gambarkan.
  3. Apakah ada dalam satu bunga memiliki putik lebih dari satu ?
    Jawab :

    Ada, salah satunya yang terdapat pada bunga pukul empat (Mirabilis jalapa) yaitu memiliki 5 putik.
  4. Bagaimana tahapan dalam pembuatan diagram bunga ?
    Jawab :
    Dimulai dengan membuat sejumlah lingkaran yang konsentris, sesuai dengan jumlah lingkaran tempat duduk bagian-bagian bunganya, kemudian melalui titik pusat lingkaran-lingkaran yang konsentris itu buat garis tegak lurus (vertikal). Untuk bunga di ketiak daun, garis itu menggambarkan bidang yang dapat dibuat melalui sumbu bunga, sumbu batang yang mendukung bunga itu, dan tengah-tengah (poros bujur) daun, yang dari ketiaknya muncul buga. Bidang ini disebut bidang median. Pada garis yang menggambarkan bidang median itu di sebelah atas lingkaran yang terluar digambarkan secara skematik penampang melintang batang (digambar sebagai lingkaran kecil), dan di sebelah bawahnya gambar skematik daun pelindungnya. Pada lingkaran-lingkarannya sendiri berturut-turut dari luar ke dalam digambar daun-daun kelopak, daun-daun tajuk, benang sari, dan penampang melintang bakal buah.
    Dalam menggambar bagian-bagian bunganya sendiri harus diperhatikan ialah:
    • Jumlah masing-masing bagian bunga.
    • Susunannya terhadap sesamanya (misalnya daun kelopak yang satu dengan yang      lain): bebas  satu sama lain, bersentuhan tepinya, berlekatan, atau lain lagi. 
    • Susunannya terhadap bagian-bagian bunga yang lain (daun-daun kelopak terhadap daun-daun tajuk bunga, benang sari, dan daun-daun buah penyusun putiknya): berhadapan atau   berseling, bebas atau berlekatan, dan seterusnya.
    • Letak bagian-bagian bunga itu terhadap bidang median. 

     


2 komentar: